Berdasarkan data BPS, IPM (Indeks
Pembangunan Manusia) Sulsel pada 2011 berada pada urutan 19 dari 33 provinsi
dengan angka 72,2. Pemerintah provinsi menargetkan pada 2013 nanti, posisi
Sulsel berada di urutan 13. Tentu target ini tidak mudah dicapai, apalagi
setiap provinsi pastinya juga akan berusaha keras untuk meningkatkan kualitas
penduduknya yang tercermin pada angka IPM yang terus meningkat.
Selama kurun waktu 2006-2010, IPM
sulsel memang mengalami peningkatan tiap tahunnya. Pada 2006, angka IPM sebesar
68,81, lalu naik menjadi 69,62 (2007), 70,22 (2008), 70,94 (2009), 71,62
(2010). Selama kurun waktu tersebut, rata-rata peningkatan IPM sebesar 0,56
poin tiap tahunnya. Tentu pencapaian ini patut diapresiasi. Namun pemerintah
masih harus menggenjot IPM bila ingin mengungguli provinsi lain atau menduduki
peringkat sesuai yang ditargetkan. Pasalnya, peringkat IPM Sulsel masih relatif
stagnan, dimana pada 2006 berada di urutan 23, lalu hanya naik ke peringkat 19
pada 2010. Bahkan pada 2011, peringkat tersebut tidak berubah. Selain itu,
angka IPM Sulsel juga masih di bawah rata-rata IPM nasional selama kurun waktu
tersebut.
Indikator Pembangunan
Setiap tahun BPS mempublikasikan
statistik IPM yang meliputi setiap provinsi dan kabupaten/kota di Indonesia
Publikasi ini bertujuan untuk mengukur pencapaian pembangunan yang telah
dilakukan oleh pemerintah di level kabupaten/kota dan provinsi. Dengan
indikator ini, dapat pula diperbandingkan secara objektif pencapaian pembangunan
masing-masing provinsi atau kabupaten/kota.
Penggunaan IPM sebagai indikator
pembangunan merupakan salah satu bentuk revolusi penting dalam literatur
ekonomika pembangunan. Saat ini, IPM telah diterima oleh hampir setiap negara
sebagai indikator pembangunan. PBB, melalui UNDP, setiap tahun melakukan
pemeringkatan negara-negara di dunia berdasarkan angka IPM. Sebelum IPM
dikenal, indikator yang dominan digunakan dalam mengukur kinerja pembangunan
adalah pertumbuhan ekonomi. Kenaikan pendapatan nasional secara agregat dari
tahun ke tahun dicerminkan oleh angka pertumbuhan ekonomi.
Berdasarkan pendekatan
pengeluaran, angka pendapatan nasional diperoleh dengan menjumlahkan seluruh
pengeluaran dari aktivitas konsumsi, investasi, belanja pemerintah, dan selisih
antara belanja luar negeri terhadap produk dalam negeri dengan belanja dalam
negeri terhadap produk luar negeri. Pertumbuhan ekonomi hanya melihat sejauh
mana peningkatan aktivitas ekonomi secara agregat. Secara teoritis, jika aktivitas
ekonomi naik, pendapatan juga naik. Namun kontribusi setiap pelaku ekonomi
terhadap kenaikan pendapatan secara agregat sangat memungkinkan berbeda satu
sama lain. Semakin tinggi kontribusi terhadap kenaikan pendapatan, berarti
semakin tinggi manfaat yang diperoleh oleh pelaku ekonomi tersebut. Jika
menggunakan pengukuran pertumbuhan ekonomi, ketimpangan kontribusi ini tidak menjadi
perhatian, sebab yang dilihat hanya level agregatnya.
Setiap pemerintahan tentu
berkepentingan untuk mengetahui sejauh mana kebijakan pembangunan yang telah
dilakukan memiliki dampak pada kehidupan manusia. Karena itu, dibutuhkan
indikator yang komprehensif yang dapat mengetahui perubahan kualitas manusia
sebagai dampak pembangunan. IPM didesain untuk mengukur kualitas manusia secara
lebih komprehensif. IPM memasukkan tiga dimensi, yaitu pengetahuan (pendidikan),
umur panjang dan sehat (kesehatan), dan kehidupan layak
(pendapatan/pengeluaran). IPM lebih komprehensif dibanding pertumbuhan ekonomi
karena mempertimbangkan pula pendidikan dan kesehatan. Ketiga dimensi ini
diwakili oleh empat indikator, yaitu angka harapan hidup, rata-rata lama
sekolah, angka melek huruf, dan pengeluaran per kapita yang disesuaikan dengan
paritas daya beli. Dengan menggunakan IPM sebagai indikator pembangunan, kita
akan memperoleh gambaran yang lebih komprehensif tentang sejauh mana
pembangunan berdampak pada kehidupan manusia.
Mempercepat Peningkatan IPM
Jika menilik pada konsep dasar,
pembangunan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia secara merata.
Pemenang nobel ekonomi, Amartya Sen, pernah mengatakan bahwa tujuan pembangunan
adalah untuk memperluas pilihan bagi manusia. Agar memiliki kemampuan memilih,
manusia harus diberikan sarana yang memadai, terutama dengan memperluas akses pendidikan,
kesehatan, dan kesempatan kerja. Dengan demikian, pembangunan memiliki motivasi
untuk membebaskan manusia dari kemelaratan, kebodohan, dan segala penyakit
fisik. Oleh karena itu, belum cukup bila hanya berpacu pada peningkatan
aktivitas ekonomi. Namun, juga harus memberikan kesempatan kepada setiap
individu untuk hidup sehat dan terdidik. Dengan sendirinya, akan terjadi
hubungan yang saling mempengaruhi antara kehidupan yang sehat dan terdidik
dengan kesejahteraan bila seluruh aspek ini diperhatikan.
Berdasarkan pengalaman sejumlah
negara, percepatan pembangunan manusia dapat dilakukan lewat dua hal, yaitu
distribusi pendapatan yang merata dan alokasi belanja publik yang memadai untuk
bidang pendidikan dan kesehatan (UNDP, BPS, Bappenas, 2004). Dalam penelitian
Murthy (2007) disimpulkan bahwa ketimpangan pendapatan akan memperburuk status
kesehatan. Karena itu, pemerintah seharusnya melakukan redistribusi pendapatan,
di antaranya dengan memperluas kesempatan kerja, bantuan langsung untuk
kalangan tidak mampu, dan pelatihan bagi tenaga kerja kurang terampil. Dengan
kata lain, distribusi pendapatan tidak bisa diserahkan kepada mekanisme pasar,
tapi harus dengan intervensi pemerintah. Sementara itu, alokasi belanja publik
yang memadai sangat tergantung pada komitmen pemerintah daerah. Bila IPM Sulsel
ingin digenjot, pemerintah harus menjadikan peningkatan IPM sebagai prioritas
pembangunan. Keseriusan ini akan tampak pada kegiatan perencanaan yang disusun
di RPJMD dan RKPD. Begitupun yang terdapat pada Renstra dan Renja SKPD terkait,
terutama SKPD bidang kesehatan dan pendidikan.[]
NB; Ditulis pada Februari 2012
▷ Casino site not sure what to do and what to do - LuckyClub.live
BalasHapusThe website that you have luckyclub to log into to play, which is no better than at Casino Vegas. It's free for everyone. If you've ever wondered why someone