02 Mei, 2008

Pembangunan Manusia Indonesia

Seputar Indonesia, 3 Mei 2008
Setiap tanggal 2 Mei, bangsa Indonesia memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Peringatan ini dimaksudkan mengenang jasa seorang pahlawan nasional, Ki Hajar Dewantara, yang dikenal sebagai bapak pendidikan nasional. Pun, mengingatkan segenap elemen bangsa akan pentingnya pendidikan bagi pembangunan nasional.
Orientasi pembangunan nasional mengalami perubahan selama kurung waktu tertentu. Pada 1945-1969, orientasi pembangunan adalah politik atau nation builiding; pada 1969-1994, orientasi pembangunan adalah ekonomi yang menekankan pada peningkatan pendapatan per kapita; pada 1994-1919, orientasi pembangunan adalah sosial yang menekankan pada pembangunan manusia Indonesia seutuhnya.
Karena itu, boleh dibilang bahwa posisi pemerintah Indonesia saat ini sedang berada, di mana pembangunan manusia seutuhnya mestinya dijadikan prioritas atau orientasi pembangunan. Memang, wajar bila pembangunan manusia seutuhnya (sosial) menjadi prioritas, sebab ekonomi dan politik sebelumnya sudah diprioritaskan. Tapi, kerap kali pembangunan manusia masih dipandang sebelah mata oleh para pengambil kebijakan. Sebaliknya, pembangunan ekonomi masih dijadikan prioritas atau lebih didahulukan ketimbang pembangunan sosial dan politik. Nampaknya pemerintah masih asyik mengucurkan energi yang begitu besarnya untuk memperbesar PDB, dengan lain kata, meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Padahal, bila ditelisik lebih jauh, pembangunan sosial berupa investasi di bidang pendidikan dan kesehatan juga bisa membawa dampak positif pada pertumbuhan ekonomi. Sebab dengan penyediaan sarana tersebut, manusia bisa meningkatkan kualitasnya sebagai sumber daya yang mampu menghasilkan produksi materiil yang relatif tinggi ketimbang sebelumnya. Ironisnya, kualitas manusia yang rendah, salah satunya kerap dijadikan alasan tidak optimalnya pengelolaan sumber daya alam oleh bangsa sendiri. Sehingga, bangsa ini terpaksa mendatangkan tenaga-tenaga asing untuk mengelola kekayaan alam kita.
Karena itu, saatnya pemerintah menetapkan pembangunan manusia sebagai orientasi pembangunan saat ini. Beberapa hal utama yang perlu diperhatikan adalah pembangunan dalam bidang pendidikan dan kesehatan. Momentum 2 Mei, sebagai Hardiknas, mestinya menyadarkan segenap elemen bangsa khususnya pemerintah agar pembangunan pendidikan menjadi prioritas utama. Tak ada salahnya bila belajar dari negeri tetangga, Malaysia, yang sebelumnya pernah belajar pada kita. Salah satu strategi pemerintah Malaysia adalah mengirimkan ratusan bahkan ribuan pelajar atau mahasiswa Malaysia ke berbagai Universitas terbaik di Eropa dan Amerika Serikat. Tentu saja, segala biaya ditanggung oleh pemerintah Malaysia. Pun, sebelum mahasiswa ini berangkat sekolah, ditancapkan pada hati mereka semangat untuk membangun negerinya setelah menyelesaikan pendidikan. Memang, “anak-anak” ini dipersiapkan untuk mengisi pos-pos pemerintahan mulai dari yang terendah di Malaysia. Dengan berorientasi pada pembangunan manusia lewat pendidikan, Malaysia lebih jauh meninggalkan Indonesia khususnya dalam bidang ekonomi. Ini menandakan, pembangunan manusia juga sebetulnya merupakan pembangunan ekonomi.