18 Oktober, 2008

Saatnya Mengubah Pola Pikir

Suara Merdeka, 18 Oktober 2008

Setiap tahun, ribuan sarjana diwisuda baik di perguruan tinggi negeri maupun swasta. Namun, meningkatnya jumlah sarjana dari tahun ke tahun membuat pasar tenaga kerja di sektor formal, kewalahan dalam menampung semua sarjana tersebut. Akibatnya, sejumlah alumni universitas tersebut harus memperoleh predikat “sarjana pengangguran”.

Salah satu pekerjaan di sektor formal yang diincar para sarjana adalah Pengawai Negeri Sipil (PNS). Setiap tahun, ribuan lulusan universitas mendaftar, bila lowongan penerimaan PNS dibuka. Para pendaftar ini memiliki beragam motivasi menjadi PNS. Salah satu yang utama adalah pertimbangan bahwa menjadi PNS akan lebih aman secara finansial. Selama periode waktu tertentu, misal sebulan, sudah dipastikan akan memperoleh gaji untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Belum lagi bila sudah pensiun, mantan PNS tetap memperoleh penghasilan yang disebut gaji pensiun.

Oleh karenanya, tampaknya masih sangat sulit menyilaukan mata mahasiswa untuk berpaling dari PNS. Pola pikir mahasiswa masih lebih banyak memilih bidang pekerjaan yang bergerak di sektor pemerintahan karena menganggap bekerja di sektor tersebut akan menjadikan keadaan finansial pribadi atau keluarga mereka lebih terjamin.

Padahal, bekerja di luar pemerintahan bukanlah kiamat. Justru, seiring dengan perkembangan zaman, kantong-kantong duit biasanya lebih banyak di sektor swasta. Oleh karenanya, banyak pula yang tertarik masuk di perusahaan swasta dengan iming-iming mendapat gaji tinggi. Namun, jumlah penerimaan pengawai di sektor tersebut relatif sangat kecil, sehingga persaingan yang ketat membuat banyak pendaftar terlempar. Nah, orang-orang yang terlempar dan orang-orang yang merasa tidak bisa bersaing ini, ikut daftar di pengawai pemerintahan karena menganggap tingkat persaingannya relatif lebih rendah.

Namun, yang hilang adalah semangat para sarjana untuk menjadi wirausaha. Pola pikir mereka selalu berputar pada bagaimana mendapat pekerjaan yang nyaman, gaji terjamin, dan segala fasilitas yang sudah disediakan dari pemberi kerja. Sangat jarang yang ingin menjadi wirausaha, yakni dengan membuka pekerjaan di mana dapat membuka pula kesempatan kerja untuk orang lain.

Padahal, secara nasional, kewirausahaan dapat menjadi pendorong kemajuan ekonomi suatu bangsa. Mengutip pendapat Prof Didik J. Rachbini, masalah kewirausahaan merupakan persoalan paling penting di dalam perekonomian suatu bangsa yang sedang membangun. Jika suatu bangsa tidak memiliki modal manusia ini, maka jangan berharap ada kemajuan yang berarti pada bangsa tersebut. Begitu pentingnya kewirausahaan, sehingga dianggap sebagai tonggak maju suatu bangsa. Nah, tunggu apa lagi wahai para sarjana, lekaslah berwirausaha agar bisa meningkatkan kemajuan finansialmu serta mendorong kemajuan bangsamu.

2 komentar:

  1. wah2 luar biasa sahabatku ini,produktif banget menulis di media.Sukses ya. Keep your spirit.semoga tulisanmu menjadi ladang amal baik yang terus mengalir sepanjang hayat, lantaran dibaca oleh khalayak umat nan bermanfaat.

    BalasHapus
  2. terima kasih mas iqbal. saya mencoba untuk memanfaatkan kesempatan yang ada untuk memberikan sesuatu kepada orang lain melalui tulisan. semoga saja bermanfaat. terima kasih pula karena mas Iqbal yang banyak menginspirasi saya dalam menulis.

    BalasHapus