Seputar Indonesia, Sabtu 20 Juni 2009
Masa kampanye presiden telah berlangsung. Pada masa ini, masing-masing kandidat dan timnya mengeluarkan kekuatan terbaiknya guna mencapai tujuan, yaitu memperoleh suara terbanyak dalam pemilihan presiden 8 Juli nanti.
Terdapat sejumlah hal yang mewarnai pemilihan menuju kursi presiden dan wakil presiden ini. Pertama, para kandidat menyampaikan visi dan misi melalui berbagai media, baik cetak maupun elektronik. Meski mengeluarkan dana yang tidak sedikit, langkah ini dilakukan guna memperkenalkan visi dan misi tersebut kepada rakyat yang berpotensi memilihnya. Kedua, masa ini ditandai dengan sikap para kandidat yang mengunggulkan diri dibandingkan kandidat lain. Tentu hal ini wajar dalam berpolitik, guna mengesankan dirinya lebih baik dibanding kandidat lain di mata rakyat. Ketiga, masa ini ditandai pula dengan saling kritik antar kandidat. Kelemahan seorang kandidat merupakan titik tolak munculnya saling kritik ini. Namun, menjadi parah bila mengarah pada personalitas kandidat. Bila ini terjadi, persaingan sudah tidak sehat lagi.
Padahal bila dicermati, para kandidat capres diisi oleh putra – putri terbaik bangsa. Mereka adalah tokoh-tokoh yang sangat dihargai dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, meski tak luput dari kelemahan. Soesilo Bambang Yudyonono adalah presiden RI ke 6, sementara Jusuf Kalla masih menjadi wakil presiden sampai saat ini. Adapun Megawati juga merupakan orang yang dihormati karena pernah menempati posisi sebagai presiden RI. Melihat pengalaman dalam pemerintahan, tentu tidak diragukan lagi kapabilitas dan komitmen mereka dalam melanjutkan kepemimpinan dan pembangunan bangsa ini sampai tahun 2014. Hanya saja, tetap akan dipilih kandidat yang terbaik, yang merupakan pilihan rakyat Indonesia.
Agar rakyat bisa menentukan pilihan dengan baik dan benar, tentu diperlukan perbandingan antar kandidat, sehingga dapat muncul keputusan objektif dari rakyat dalam menentukan pilihan terbaiknya. Karena itu, kapabilitas dan komitmen para kandidat untuk membangun negeri ini harus diwujudkan dalam rencana program-program konkret yang dipublikasikan ke masyarakat luas. Selain itu, bila masing-masing kandidat memublikasikan program-program konkretnya di berbagai bidang, akan muncul ruang-ruang untuk melakukan kritik antar sesama kandidat. Antar kandidat satu dengan kandidat lainnya bisa saling menyampaikan kritik, dengan menunjukkan kelemahan dari program yang ditawarkan kandidat pesaing, bukan lagi dalam ranah personalitas. Bila program seorang kandidat dikritik dari pesaing, maka kandidat tersebut harus melihat ulang program yang dibuatnya, lalu menjawab kritik dari pesaing, bahkan lebih baik bila melakukan kritik balik terhadap program yang ditawarkan pesaingnya di bidang yang sama.
Bila proses ini berlangsung, satu keuntungan utama yakni para kandidat akan berhati-hati dalam menyampaikan program yang kelihatannya sangat baik, tapi pencapaian sulit bahkan tidak realistis, sebab khawatir akan dikritik oleh kandidat lain. Apalagi bila kandidat lain bisa menawarkan program yang lebih realistis implementasinya dan membawa kemaslahatan bagi rakyat banyak. Dengan demikian, para kandidat akan berusaha keras menyusun program-program terbaiknya dan realistis dicapai. Kondisi inilah yang ditunggu. []
Masa kampanye presiden telah berlangsung. Pada masa ini, masing-masing kandidat dan timnya mengeluarkan kekuatan terbaiknya guna mencapai tujuan, yaitu memperoleh suara terbanyak dalam pemilihan presiden 8 Juli nanti.
Terdapat sejumlah hal yang mewarnai pemilihan menuju kursi presiden dan wakil presiden ini. Pertama, para kandidat menyampaikan visi dan misi melalui berbagai media, baik cetak maupun elektronik. Meski mengeluarkan dana yang tidak sedikit, langkah ini dilakukan guna memperkenalkan visi dan misi tersebut kepada rakyat yang berpotensi memilihnya. Kedua, masa ini ditandai dengan sikap para kandidat yang mengunggulkan diri dibandingkan kandidat lain. Tentu hal ini wajar dalam berpolitik, guna mengesankan dirinya lebih baik dibanding kandidat lain di mata rakyat. Ketiga, masa ini ditandai pula dengan saling kritik antar kandidat. Kelemahan seorang kandidat merupakan titik tolak munculnya saling kritik ini. Namun, menjadi parah bila mengarah pada personalitas kandidat. Bila ini terjadi, persaingan sudah tidak sehat lagi.
Padahal bila dicermati, para kandidat capres diisi oleh putra – putri terbaik bangsa. Mereka adalah tokoh-tokoh yang sangat dihargai dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, meski tak luput dari kelemahan. Soesilo Bambang Yudyonono adalah presiden RI ke 6, sementara Jusuf Kalla masih menjadi wakil presiden sampai saat ini. Adapun Megawati juga merupakan orang yang dihormati karena pernah menempati posisi sebagai presiden RI. Melihat pengalaman dalam pemerintahan, tentu tidak diragukan lagi kapabilitas dan komitmen mereka dalam melanjutkan kepemimpinan dan pembangunan bangsa ini sampai tahun 2014. Hanya saja, tetap akan dipilih kandidat yang terbaik, yang merupakan pilihan rakyat Indonesia.
Agar rakyat bisa menentukan pilihan dengan baik dan benar, tentu diperlukan perbandingan antar kandidat, sehingga dapat muncul keputusan objektif dari rakyat dalam menentukan pilihan terbaiknya. Karena itu, kapabilitas dan komitmen para kandidat untuk membangun negeri ini harus diwujudkan dalam rencana program-program konkret yang dipublikasikan ke masyarakat luas. Selain itu, bila masing-masing kandidat memublikasikan program-program konkretnya di berbagai bidang, akan muncul ruang-ruang untuk melakukan kritik antar sesama kandidat. Antar kandidat satu dengan kandidat lainnya bisa saling menyampaikan kritik, dengan menunjukkan kelemahan dari program yang ditawarkan kandidat pesaing, bukan lagi dalam ranah personalitas. Bila program seorang kandidat dikritik dari pesaing, maka kandidat tersebut harus melihat ulang program yang dibuatnya, lalu menjawab kritik dari pesaing, bahkan lebih baik bila melakukan kritik balik terhadap program yang ditawarkan pesaingnya di bidang yang sama.
Bila proses ini berlangsung, satu keuntungan utama yakni para kandidat akan berhati-hati dalam menyampaikan program yang kelihatannya sangat baik, tapi pencapaian sulit bahkan tidak realistis, sebab khawatir akan dikritik oleh kandidat lain. Apalagi bila kandidat lain bisa menawarkan program yang lebih realistis implementasinya dan membawa kemaslahatan bagi rakyat banyak. Dengan demikian, para kandidat akan berusaha keras menyusun program-program terbaiknya dan realistis dicapai. Kondisi inilah yang ditunggu. []
Tidak ada komentar:
Posting Komentar