Seputar Indonesia, Jumat 16 Januari 2009
Serangan demi serangan dilancarkan militer Israel ke Kota Gaza. Akibatnya, jumlah korban yang tewas makin banyak. Tekanan dunia internasional, melalui PBB, agar Israel menarik mundur pasukannya dari Gaza tak diindahkan.
Buktinya, pasca resolusi PBB dikeluarkan, serangan Israel ke Gaza malah bertambah hebat. Bahkan, tentara cadangan pun dikerahkan untuk menghancurkan kekuatan Hamas di Gaza. Namun Hamas tampaknya tak tinggal diam, perlawanan yang sengit dari Hamas telah mempersulit Israel menguasai Gaza. Serangan Israel yang dilawan oleh Hamas ternyata malah mengorbankan warga sipil. Jumlah korban yang tewas di pihak Palestina hingga 13 Januari 2008, sekitar 935 jiwa, 280 di antaranya adalah anak-anak. Mengapa anak-anak yang banyak dikorbankan? Bila mencermati pesan ulama Yahudi kepada sebagian tentara Israel, yang mengatakan bahwa anak-anak Palestina harus dibunuh karena menjadi ancaman bagi Israel di masa mendatang, maka tak perlu heran bila tentara Israel rela membunuh banyak anak-anak.
Kita, bahkan dunia internasional, sepakat bahwa serangan ini harus dihentikan. Hanya saja, sikap Israel yang mengabaikan resolusi PBB sepertinya memupus harapan ini. Di pihak Hamas, tuntutan pada Israel, salah satunya untuk membuka blokade di perbatasan Gaza, juga sulit dipenuhi. Bila terjadi demikian, maka sulit bagi dunia internasional untuk memediasi perdamaian antar dua pihak ini.
Menurut penulis, dunia internasional melalui PBB harus mengeluarkan resolusi yang lebih tegas kepada Israel. Selain itu, yang lebih penting adalah memberikan tekanan yang berat pada resolusi tersebut agar Israel mematuhi resolusi. Selama ini, PBB tampaknya masih ragu dalam menghentikan langkah Israel, apalagi dengan tidak adanya dukungan dari Amerika Serikat yang malah bersikap abstain. Langkah ini makin meneguhkan posisi AS yang mendukung sikap Israel. Pun, Israel makin percaya diri meningkatkan serangan ke Gaza karena didukung oleh AS.
Konflik yang terjadi saat ini bukan masalah agama ataupun ras, tapi ini menyangkut masalah kemanusiaan atau Hak Asasi Manusia bagi warga sipil Palestina yang menjadi korban perang antara Hamas dan Israel. Oleh karena itu, PBB sebagai organisasi internasional wajib menghentikan serangan dengan cara apapun. Kita sudah tak tega lagi melihat warga sipil Palestina, khususnya anak-anak dan perempuan berlumuran darah.
Berhentinya serangan Israel memang sedikit menyelesaikan masalah. Tapi, belumlah selesai bila PBB belum memberikan sanksi yang tegas buat Israel karena kejahatan kemanusiaan yang dilakukannya. Pemimpin-pemimpin Israel harus digiring ke pengadilan internasional untuk mempertanggung jawabkan kejahatan kemanusiaan yang telah dilakukan terhadap warga sipil Palestina. Mereka harus mendapat hukuman yang setimpal. []
Serangan demi serangan dilancarkan militer Israel ke Kota Gaza. Akibatnya, jumlah korban yang tewas makin banyak. Tekanan dunia internasional, melalui PBB, agar Israel menarik mundur pasukannya dari Gaza tak diindahkan.
Buktinya, pasca resolusi PBB dikeluarkan, serangan Israel ke Gaza malah bertambah hebat. Bahkan, tentara cadangan pun dikerahkan untuk menghancurkan kekuatan Hamas di Gaza. Namun Hamas tampaknya tak tinggal diam, perlawanan yang sengit dari Hamas telah mempersulit Israel menguasai Gaza. Serangan Israel yang dilawan oleh Hamas ternyata malah mengorbankan warga sipil. Jumlah korban yang tewas di pihak Palestina hingga 13 Januari 2008, sekitar 935 jiwa, 280 di antaranya adalah anak-anak. Mengapa anak-anak yang banyak dikorbankan? Bila mencermati pesan ulama Yahudi kepada sebagian tentara Israel, yang mengatakan bahwa anak-anak Palestina harus dibunuh karena menjadi ancaman bagi Israel di masa mendatang, maka tak perlu heran bila tentara Israel rela membunuh banyak anak-anak.
Kita, bahkan dunia internasional, sepakat bahwa serangan ini harus dihentikan. Hanya saja, sikap Israel yang mengabaikan resolusi PBB sepertinya memupus harapan ini. Di pihak Hamas, tuntutan pada Israel, salah satunya untuk membuka blokade di perbatasan Gaza, juga sulit dipenuhi. Bila terjadi demikian, maka sulit bagi dunia internasional untuk memediasi perdamaian antar dua pihak ini.
Menurut penulis, dunia internasional melalui PBB harus mengeluarkan resolusi yang lebih tegas kepada Israel. Selain itu, yang lebih penting adalah memberikan tekanan yang berat pada resolusi tersebut agar Israel mematuhi resolusi. Selama ini, PBB tampaknya masih ragu dalam menghentikan langkah Israel, apalagi dengan tidak adanya dukungan dari Amerika Serikat yang malah bersikap abstain. Langkah ini makin meneguhkan posisi AS yang mendukung sikap Israel. Pun, Israel makin percaya diri meningkatkan serangan ke Gaza karena didukung oleh AS.
Konflik yang terjadi saat ini bukan masalah agama ataupun ras, tapi ini menyangkut masalah kemanusiaan atau Hak Asasi Manusia bagi warga sipil Palestina yang menjadi korban perang antara Hamas dan Israel. Oleh karena itu, PBB sebagai organisasi internasional wajib menghentikan serangan dengan cara apapun. Kita sudah tak tega lagi melihat warga sipil Palestina, khususnya anak-anak dan perempuan berlumuran darah.
Berhentinya serangan Israel memang sedikit menyelesaikan masalah. Tapi, belumlah selesai bila PBB belum memberikan sanksi yang tegas buat Israel karena kejahatan kemanusiaan yang dilakukannya. Pemimpin-pemimpin Israel harus digiring ke pengadilan internasional untuk mempertanggung jawabkan kejahatan kemanusiaan yang telah dilakukan terhadap warga sipil Palestina. Mereka harus mendapat hukuman yang setimpal. []
Tidak ada komentar:
Posting Komentar